Mengetahui Keuntungan dan Kerugian Persalinan Secara Sectio Caesaria

dr. Giovanni Gilberta on

      Persalinan normal atau caesar merupakan salah satu keputusan dilematis bagi para ibu hamil. Meskipun banyak yang sudah memutuskan cara persalinan pada awal kehamilan atau sebelum hamil, tak jarang ibu juga masih bingung untuk memilih metode persalinan hingga trimester akhir usia kehamilan. Salah satu metode persalinan yang saat ini banyak digandrungi oleh para ibu adalah operasi sectio caesaria atau SC. Tren ini ditunjukkan oleh data dari PBB yang menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka persalinan secara sectio caesaria sebesar 12.4% dalam 24 tahun terakhir di dunia, dimana negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, merupakan kontributor kedua terbesar dalam peningkatan angka tersebut. Namun sebelum akhirnya memutuskan apakah ibu akan bersalin secara SC atau tidak, ada baiknya para ibu mengetahui keuntungan dan kerugian teknik operasi sectio caesaria.

Keuntungan Persalinan Secara Sectio Caesaria:

1. Rasa nyeri saat bersalin lebih rendah

      Proses persalinan secara operasi biasanya menggunakan teknik anestesi spinal (obat penghilang nyeri dimasukkan lewat tulang belakang) sehingga saat bersalin ibu tidak mengalami rasa nyeri. Hal ini biasanya akan membuat ibu terasa lebih nyaman. Berbeda dengan persalinan normal, dimana rasa nyeri biasa dialami saat pasien sedang melahirkan.

2. Risiko gangguan otot panggul dan berkemih lebih rendah

      Pada wanita yang melahirkan secara normal biasanya seringkali terdapat gangguan otot panggul akibat teregangnya otot tersebut saat proses persalinan. Peregangan saat bersalin tak jarang juga ikut mengganggu fungsi saraf dan jaringan disekitar otot panggul yang menyebabkan gangguan berkemih pada ibu. Pada operasi sectio caesaria peregangan tidak terjadi sehebat persalinan normal sehingga resiko terganggunya otot dan berkemih menjadi lebih rendah.

3. Risiko perdarahan post melahirkan lebih rendah

      Penelitian menunjukkan operasi caesar memiliki risiko perdarahan lebih rendah dibandingkan dengan persalinan normal. Risiko perdarahan dalam penelitian tersebut adalah perdarahan yang membutuhkan transfusi darah.

Kerugian Persalinan Secara Sectio Caesaria:

1. Waktu rawat di rumah sakit lebih lama

      Pada pasien yang menjalani operasi caesar biasanya akan dirawat di RS selama 3-5 hari tergantung kondisi ibu. Waktu ini relatif lebih lama dibandingkan dengan ibu yang melahirkan normal karena cukup dirawat selama 1-3 hari saja. 

2. Durasi nyeri berkepanjangan

      Meskipun pada saat persalinan rasa nyeri saat operasi lebih rendah daripada proses persalinan normal, namun rasa nyeri yang berkepanjangan dan persisten lebih sering ditemukan pada ibu yang menjalani operasi caesar. Rasa nyeri tersebut bahkan bisa terjadi hingga 1 tahun pasca operasi. Nyeri saat berhubungan pada 18 bulan pasca melahirkan juga lebih banyak ditemukan pada ibu post caesar daripada yang melahirkan normal.

3. Risiko gangguan plasenta dan kehamilan diluar rahim

      Pada pasien yang menjalani operasi caesar, risiko untuk mengalami kehamilan di luar rahim (kehamilan ektopik) dan gangguan plasenta menjadi lebih besar pada kehamilan berikutnya. Hal ini disebabkan karena post operasi, rahim akan membentuk jaringan parut yang sifatnya tidak lagi sama dengan rahim normal. Jaringan parut tersebut dapat mengganggu penanaman plasenta menjadi lebih dalam daripada normal sehingga meningkatkan resiko perdarahan saat dan setelah persalinan.

4. Efek samping anestesi

      Saat menjalani operasi caesar, ibu akan mendapatkan anestesi secara spinal (obat penghilang nyeri dimasukkan lewat tulang belakang) untuk menghilangkan rasa nyeri dan membuat ibu lebih nyaman. Teknik anestesi tersebut seringkali menimbulkan efek samping sakit kepala atau dalam bahasa medis disebut sebagai post-spinal puncture headache. Kondisi ini biasa mulai terjadi pada 8-12 jam setelah anestesi dan diperparah saat pasien duduk atau dalam posisi tegak.

5. Meningkatnya resiko gangguan napas pada bayi

      Pada saat masih dalam berada kandungan, paru-paru bayi masih terisi oleh cairan sebelum nantinya akan tergantikan oleh udara setelah bayi lahir. Gangguan pernapasan bayi biasa terjadi karena adanya gangguan pada proses adaptasi yang menyebabkan pengosongan cairan pada paru terganggu. Proses adaptasi pernapasan saat bayi lahir biasanya terganggu karena proses kelahiran melalui metode caesar. Oleh karena itu, operasi caesar dapat meningkatkan resiko gangguan napas. Ditambah lagi biasanya bayi yang dilahirkan melalui SC adalah bayi yang prematur sehingga sistem pernapasan masih belum cukup matur untuk bernapas spontan diluar kandungan.

6. Mengganggu produksi ASI dan proses menyusui

      Penelitian menunjukkan bahwa operasi caesar mengurangi tingkat keberhasilan proses menyusui pada 4 bulan pertama dibandingkan dengan ibu yang melahirkan normal. Rendahnya tingkat keberhasilan ini disebabkan karena terganggunya produksi hormon oksitosin, hormon yang berperan dalam produksi ASI. Produksi oksitosin biasanya dipicu oleh proses persalinan normal. Selain dari faktor ibu, faktor bayi juga dapat ikut mengambil peranan karena bayi yang lahir caesar pada usia gestasi 34-36 minggu masih belum memiliki kemampuan menyedot yang baik, berat badan lahir rendah, serta kesadaran yang masih kurang baik. Hal tersebut akan mengganggu proses inisiasi menyusui pada bayi.

7. Risiko alergi pada bayi meningkat

      Anak yang lahir secara caesar dan memiliki ibu dengan riwayat alergi terbukti berisiko 7 kali lebih besar untuk mengalami alergi telur, ikan atau kacang. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat juga menunjukkan hal serupa. Anak yang dilahirkan secara caesar cenderung menderita asma, rhinitis alergi, dan alergi lainnya. Peningkatan prevalensi penyakit alergi terjadi karena berkurangnya paparan mikroorganisme di awal kehidupan yang akan memengaruhi reaksi sistem imun terhadap alergen yang potensial. Pada persalinan normal terjadi perpindahan bakteri dari vagina dan anus ibu ke usus bayi lebih banyak dibandingkan dengan operasi caesar. Bakteri tersebut dapat memberikan sinyal pada sistem imun agar dapat mentoleransi paparan yang ada di lingkungan sehingga mengurangi risiko terjadinya alergi.

      Persalinan secara sectio caesaria memiliki keuntungan dan kelebihannya masing-masing. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda untuk mempertimbangkan proses persalinan yang mana yang lebih baik bagi Anda dan sesuai dengan kondisi kandungan Anda saat ini. 

 

Referensi:

  • Betrán, A., Ye, J., Moller, A., Zhang, J., Gülmezoglu, A. and Torloni, M. (2016). The Increasing Trend in Caesarean Section Rates: Global, Regional and National Estimates: 1990-2014. PLOS ONE, 11(2), p.e0148343.
  • Kainu, J., Sarvela, J., Tiippana, E., Halmesmäki, E. and Korttila, K. (2010). Persistent pain after caesarean section and vaginal birth: a cohort study. International Journal of Obstetric Anesthesia, 19(1), pp.4-9.
  • Faisal, I., Matinnia, N., Hejar, A. and Khodakarami, Z. (2014). Why do primigravidae request caesarean section in a normal pregnancy? A qualitative study in Iran. Midwifery, 30(2), pp.227-233.
  • Cunningham F. Williams obstetrics. 24th ed. New York: Mc Graw Hill; 2014. 
  • ylonas, I. and Friese, K. (2015). Indications for and Risks of Elective Cesarean Section. Deutsches Aerzteblatt Online, 112, pp.489-95.
  • Holm, C., Langhoff-Roos, J., Petersen, K., Norgaard, A. and Diness, B. (2012). Severe postpartum haemorrhage and mode of delivery: a retrospective cohort study. BJOG: An International Journal of Obstetrics & Gynaecology, 119(5), pp.596-604.
  •  Rosen T. Placenta Accreta and Cesarean Scar Pregnancy: Overlooked Costs of the Rising Cesarean Section Rate. Clinics in Perinatology. 2008;35(3):519-529.
  • Ramachandrappa A, Jain L. Elective Cesarean Section: Its Impact on Neonatal Respiratory Outcome. Clinics in Perinatology. 2008;35(2):373-393.
  • Hobbs A, Mannion C, McDonald S, Brockway M, Tough S. The impact of caesarean section on breastfeeding initiation, duration and difficulties in the first four months postpartum. BMC Pregnancy and Childbirth. 2016;16(1).
  • Eggesbø M, Botten G, Stigum H, Nafstad P, Magnus P. Is Delivery by Cesarean Section A Risk Factor for Food Allergy?. Journal of Allergy and Clinical Immunology. 2003;112(2):420-426.
  • Polster H, David M, Buist A, Vollmer W, O'Connor E, Frazier E et al. Caesarean Section Delivery and The Risk of Allergic Disorders in Childhood. Clin Exp Allergy. 2005;35:1466-1472.

Pages