Menderita Hipertensi Saat Pandemi Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan
dr. Cindy on
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah sistolik ³140 mmHg dan tekanan darah diastolik ³90 mmHg. Tekanan darah sistolik merupakan pengukuran utama yang menjadi dasar penentuan diagnosis hipertensi. Gejala umum pada penderita hipertensi yaitu sakit kepala di pagi hari, mimisan, ritme jantung yang ireguler, perubahan pada penglihatan, dan telinga berdengung. Cara satu-satunya untuk mendeteksi hipertensi adalah dengan melakukan pengukuran tekanan darah oleh ahli kesehatan. Umumnya untuk mendiagnosis hipertensi dibutuhkan pengukuran 2 sampai 3 kali pada hari yang berbeda dengan interval 1-4 minggu. Menurut European Society of Cardiology (ESC/ESH) terdapat derajat keparahan hipertensi yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi |
Sistolik (mmHg) |
Diastolik (mmHg) |
Optimal |
<120 |
<80 |
Normal |
120-129 |
80-84 |
Normal Tinggi |
130-139 |
85-89 |
Hipertensi Derajat 1 |
140-159 |
90-99 |
Hipertensi Derajat 2 |
160-179 |
100-109 |
Hipertensi Derajat 3 |
≥180 |
≥110 |
Pada penderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor resiko kardiovaskular lain dapat melakukan perbaikan gaya hidup sehat yang dijalani setidaknya 4-6 bulan. Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan yaitu :
- Penurunan berat badan dengan memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan
- Mengurangi asupan garam. Anjuran asupan garam yaitu kurang dari 2 gram per hari
- Olahraga secara rutin minimal 30 menit per hari sebanyak 3 hari per minggu dapat membantu menurunkan tekanan darah. Jika Anda tidak memiliki waktu untuk berolahraga, dianjurkan untuk berjalan kaki, bersepeda atau menaiki tangga dalam aktivitas rutin saat bekerja
- Mengurangi konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita dapat meningkatkan tekanan darah.
- Tidak merokok karena merokok merupakan salah satu faktor resiko utama penyakit kardiovaskular
Namun, jika perbaikan gaya hidup tidak cukup untuk mengurangi tekanan darah hingga ke batas normal atau didapatkan faktor resiko kardiovaskular yang lain atau pada pasien dengan hipertensi derajat ³2, maka sangat dianjurkan untuk dikonsultasikan ke dokter. Umumnya dokter akan memberikan obat antihipertensi.
Hipertensi dilaporkan menjadi penyakit penyerta paling sering pada penderita Covid-19, mengingat hipertensi sering terjadi pada usia diatas 65 tahun dan usia tua menjadi faktor resiko terinfeksi virus Corona dan mengalami komplikasi yang parah dari Covid-19. Menurut penelitian di Wuhan, China, dilaporkan penyakit penyerta paling sering pada penderita Covid-19 yaitu hipertensi (30%), diabetes (19%), dan penyakit jantung koroner (8%). Penelitian lainnya menyebutkan penyakit penyerta paling sering yaitu hipertensi (27%), diabetes (19%), dan penyakit jantung (6%).
Sampai saat ini masih belum dapat dipastikan apakah tekanan darah yang tidak terkontrol merupakan faktor resiko menderita Covid-19, atau tekanan darah yang terkontrol pada pasien hipertensi merupakan atau bukan merupakan faktor resiko menderita Covid-19. Namun, beberapa penelitian telah menekankan bahwa pengontrolan tekanan darah menjadi pertimbangan penting untuk mengurangi tingkat keparahan Covid-19.
Apa yang Harus Dilakukan Penderita Hipertensi ?
Setiap orang tanpa terkecuali harus mengambil tindakan pencegahan terhadap Virus Corona, terutama penderita hipertensi dan penyakit lainnya. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan setiap orang untuk memastikan bahwa Anda harus memiliki persediaan obat yang cukup untuk mengobati tekanan darah tinggi, tetap dirumah dan mengurangi kontak dengan orang lain, menghindari keramaian, menggunakan masker kain, sering mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, membersihkan dan mendisinfeksi permukaan benda yang sering disentuh seperti gagang pintu. Untuk obat antihipertensi kelompok ACE Inhibitor yang banyak diperdebatkan belakangan, bisa tetap dikonsumsi karena tidak terbukti meningkatkan resiko terinfeksi Covid-19. Penderita hipertensi sebaiknya tetap rutin mengkonsumsi obatnya, dan menerapkan pola hidup sehat, seperti makan bergizi rendah garam, tidur cukup, dan beristirahat cukup. Megonsumsi air rebusan seledri bisa dilakukan, karena seledri terbukti merelakskan pembuluh darah sehingga membantu mengontrol tekanan darah, dan orang yang memiliki gejala hipertensi, sebaiknya dapat segera mengkonsultasikan ke dokter agar mendapatkan penanganan yang lebih baik.